Selasa, 31 Maret 2015

Malam Ahad di Ibukota

Mereka menyesaki mall-mall mewah
Menabur banyak rupiah dalam sekejap mata
Betapa mudahnya!
Pakaiannya mentereng.
Wangi parfum mewah
Semerebak wanginya dari meter datu dua

Lampu terang berderang
Memantul dari lantai marmer
Menambah elok saja, tempat pemujaan berhala non purba.
Trend dan mode namanya, perkenalkan.

Selepas menyembah berhala,
Mereka tertawa terbahak-bahak,
Seakan-akan akan hidup selamanya
Perut yang membukit, masuk makanan apa saja
Jutaan rupiah untuk makan di food court ternama,
Tidak masalah!

Malam Ahad di ibukota.
Kontras sekali dengan segala kemewahan,
Tempat berhala non purba berada.
Di sudut-sudut jalan ibukota.
Kakek tua renta, ‘berbisnis’ seadanya
Pantang baginya meminta-minta

Di sudut jalan ibukota,
Ada banyak perut-perut keroncongan
Nasi bungkus saja tiada terbeli
Mengais-ngais suapan sisa dari penampungan sampah, terpaksa.

Habis sudahkah kepedulian?
Atau lenyaplah sudah setitik rasa iba?

Sungguh semakin kelam saja, malam Ahad di ibukota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar