Saya menolak Boy Band/ girl band
Korea-koreaan bukan karena bilang lagu Korea itu haram. Apalagi mengkafirkan
seseorang kalau suka yang gituan. Wih, tak boleh tuh sembarangan menentukan
hukum kalau tidak tahu dalilnya. :)
Tapi, cinta
kepada boy band membuat banyak orang lalai mencintai yang seharusnya ia cintai.
Yang lebih pantas ia cintai.. Tak sedikit, muslimah kita yang rela menghabiskan
jutaan rupiah uangnya untuk konser boy band itu. “Lah, kan ini duit kita, kan
untuk memenuhi keinginan.” Iya, saya juga tidak bilang itu duit saya, tapi
bukankah uang itu dapat jauh lebih bermakna jika digunakan untuk yang lebih
bermakna?
Sungguh ironi,
saat uang-uang itu dihamburkan untuk boyband, sementara saudara-saudara kiita
yang jauh di sana, tapi harusnya dekat di hati, saudara-saudara kita di
Palestina. Mereka yang setiap berangkat dari rumahnya tidak bisa menjamin hari
itu ia bisa pulang dengan selamat, yang dibantai secara tidak manusiawi. Oh
dear, cobalah bayangkan sejenak, jika kita menjadi mereka. Saat ayah kita atau
saudara laki-laki kita hendak berpamitan dari rumah untuk melawan musuh-musuh
Allah itu. Pastilah kita berlinang air mata memeluknya erat, mencium tangannya
haru, karena tahu, mungkin saja ini menjadi perjumpaan terakhir dengan mereka.
Mereka menghadapi itu hampir setiap waktu!
“Bukankah setiap
muslim adalah bersaudara, layaknya satu tubuh yang apabila sakit salah satu
bagiannya, maka akan dirasakan oleh bagian tubuh lainnya.” Mereka selalu
menanti bantuan kita lewat do’a-doa yang telah menguntai jauh ke langit dear.
Tegakah, kita membiarkan harapan dan cinta yang istimewa itu pupus, sementara
kita menghamburkan uang untuk idola-idola “cakep nan tampan” yang tidak pernah
sekalipun mendoakan kita? Yang cintanya kepada fans-fansnya nyata-nyata tidak
hakiki?
Aduhai, cinta
kepada boyband telah membuat muslimah-muslimah cantik kita lalai mencintai yang
seharusnya dicintai. Orang tua sudah pontang-panting cari uang agar anaknya
mendapatkan yang terbaik, eh, malah dipakai untuk boyband. Jutaan rupiah
menguap sia-sia dalam beberapa jam saja. Alangkah sayangnya...
Belum lagi,
linangan air mata untuk boyband itu. Menangis tersedu-sedu bahkan histeris di
bandara karena tidak bisa bertemu sang idola? Padahal, mereka tidak mengenalmu
sama sekali. Boyband ditangisi, saudara-saudara kita di Palestina tidak..
Menangis karena dosa pada Allah tidak. Padahal, boyband tidak pernah memberi
apa-apa untukmu. Bandingkan dengan Allah, setiap hari tanpa pernah terlambat
melapangkan paru-paru kita untuk menghirup oksigennya..
Terlalu banyak
cinta yang lebih hakiki daripada cinta kepada boy band. Cinta kepada orang tua,
cinta kepada saudara muslim, cinta Rasulullah, terlebih lagi, cinta pada Allah.
Bukankah, Rasulullah pernah bersabda, “Engkau akan bersama yang kau cintai (di
akhirat).” Tak mau kan, di padang Mahsyar nanti, berada dalam satu barisan
dengan boy band. Ga mungkin kan joget di Padang Mahsyar? :D Sebagai seorang
muslim, tentu saja berharap dapat bersama Rasulullah lalu mendapat syafa’atnya.
:) Aamiin..
Hidup ini hanya
sebentar dear, kita akan berada di Padang Mahsyar selama 50.000 tahun. Kurang
lebih, hanya 70 tahun di dunia ini.. Jangan menukar siksa hebat di sana nanti
dengan kebahagiaan fana yang hanya sebentar ini.
Wallahu’alam bis
shawab. Wasslamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.. :)
Ana uhibbuki
fillah, yaa ukhti.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar